|
---|
Monday, May 24, 2010
Jika Anda bertemu dengan kenalan dan bertanya :" Mengapa tidak buka usaha sendiri?". Hampir dipastikan bahwa sebagian besar akan menjawab :"Tidak punya modal". Namun jika dilakukan pembicaraan lebih dalam, maka sebenarnya teman itu mempunyai sesuatu untuk dipakai sebagai Modal kerja.
Sebut saja, mempunyai Tabungan di Bank, punya perhiasan, punya kendaraan lebih dari satu, punya beberapa bidang tanah kosong atau beberapa rumah, ada juga Tagihan pada beberapa orang. Semua kekayaan tersebut sebenarnya merupakan faktor yang dapat dijadikan Modal kerja.
Penghasilan bunga Tabungan relatif tidak seberapa jika dibandingkan dengan keuntungan dari usaha. Perhiasan dilemari atau di Brandkas, yang hanya dipakai sesekali, tidak menghasilkan apa apa, atau jika dimaksudkan sebagai Investasi, kenaikan harganya belum tentu sebesar profit dari usaha sendiri.
Kendaraan roda dua atau roda empat lebih dari satu bahkan lebih dari dua, hanya untuk mempertahankan gengsi sosial, bukan menghasilkan, tetapi justru membebani biaya operasional dan pemeliharaan. Bahkan nilai jual/nilai pasarnya semakin kecil dari tahun ketahun. Oleh sebab itu lebih baik naik angkutan umum dan Asset tersebut diswitch menjadi modal kerja.
Asset berupa tanah atau rumah bisa dimanfaatkan dengan menjualnya atau bisa juga digunakan sebagai Jaminan pinjaman ke Bank, tentu dengan meningkatkan status kepemilikan haknya dari Letter C atau Akte Jual beli menjadi Sertifikat Hak milik atau Hak Guna Usaha/Guna Bangunan.
Dari pengalaman saya kerja sebagai Bankir dan demikian juga pandangan sesama Bankir, maka yang menjadi kendala utama justru apa pada faktor "Marketting". Pemasaran adalah ujung tombak kelangsungan hidup suatu usaha. Jika pasar produk/jasa sudah jelas, maka pihak Bank akan menilai peryaratan lainnya. Dengan terjaminnya pasar, maka penghasilan usaha akan mampu untuk membayar kembali pinjaman beserta bunganya.
Tentu fihak Bank akan menilai faktor faktor lainnya dari calon peminjam dan perusahaannya. Faktor ini disebut sebagai "Lima C" dengan urut urutan prioritas 1. Charakter, 2. Capasitas, 3. Capital/Modal 4. Condition (Economic) dan 5. Collateral (Jaminan). Dan yang menjadi prioritas pertama tetap pada Character atau nama baik dan C yang terakhir adalah Collateral atau Jaminan.
Tentu Anda bisa menyampaikan beberapa faktor kendala lain seperti Jenis usaha yang minim risiko atau profit yang relatif tinggi, lokasi tempat usaha, pengalaman dan beberapa faktor lainnya.
Topik ini say tulis juga di Face Book dengan account Jingga Senja. Diharap partisipasi Anda dalam Diskusi di Blog ini atau di Face Book, agar kita bisa memotivasi teman lain dan sharing pandangan, pendapat untuk mendorong seseorang untuk membuka Usaha.
Terima kasih atas partisipasi Anda.
Labels: LEARNING
0 Comments:
Subscribe to:
Post Comments (Atom)