|
---|
Friday, August 13, 2010
SATU
Ditepian telaga kau biarkan aku diam dan membisu
Agar aku hening dan merasakan
Bahwasanya hidup itu tenang bagai telaga yang dalam
Ketika gelombang katamu
Kita tak akan mampu merasa
Dan katamu
Aku hanya bercakap cakap dengan gelisah
Di tepian telaga, air mataku menetes
Dan ku katakan
Andai saja
DUA
Di tepian telaga kau bisikkan kata di telingaku "Kau gila"
Aku melirih dan tersenyum
"Ya..aku gila karena aku mampu merasakan kamu.."
Di tepian telaga air mataku terbawa mimpi
Hilang dan tak pernah kembali
TIGA
Ditepian telaga ada kisah tertinggal
Risalah hati yang bisu
Sesungguhnya tiada apa diantara kita
Aku hanya syair yang tersesat
Aku bukannya cerita hati
Dan kau juga bukan apa apa lagi
Kita adalah sepasang Hati yang terlalu sempurna,
disentuh Dosa
Tiada apa antara kita
Hanya syair usang yang lelap dalam mimpi
Ditepian telaga kita berjanji
pergi dan tak akan kembali
Karena kita adalah Kasih sayang yang tiada bersyarat
Sungguh hanya Kasih sayang
EMPAT
Di tepian Telaga hati mulai melamban
Tidak lagi bergemuruh
Rupanya waktu menyinarkan kelembutan kembali
Yang pernah ada dulu
Semua akan baik baik saja, seperti
Kisah sukacita yang selalu dibisikkan ketika malam hari
Di tepian Telaga kau duduk manis dan tersenyum
Tertawakan aku
Dari dasar Telaga yang tenang dan dalam
Bisikku :
Pergilah, waktu telah cukup untuk kita saling diam
LIMA
Ketika itu di tepian Telaga kita berjumpa
Aku menangis memelukmu dan berbisik
"Maafkan aku tak melihat dan mendengar apapun kata darimu
Tetapi kekasih aku merasakanmu tajam
Sungguh rindu itu hadir
dan bersemayam di hati selalu
Dan seketika kita pun meyakini Kasih sayang itu ada
ENAM
Aku bergoyang manja dan riang
"Kekasih apa yang kau malu"
Tak ada orang disini, hanya kau dan aku
Hmm bisikmu...sudahlah aku tak biasa
Rupanya ada sipu yang kau simpan
Aku tak peduli dan tak malu lagi
Aku gembira dekatmu dan hanya itu yang aku tahu
Menutupi semua gelora rindu
yang lama kusimpan dalam sipu malam
Kau bercerita tentang Diam yang indah
Diam yang simpankan kasih sayang berpagar mimpi
Desahmu lirih :
"Diam dan merapatlah pada hidup berkebaikan"
Semua telah menjadi sederhana
Ketika kau tahu aku menyayangmu
Walau dengan cara yang mungkin tak kau pahami
Kekasih aku menyeka air mata haru
Bersembunyi dalam selimut kata
Aku mulai mengeri, bagaimana
Kasih sayang yang tak besyarat antara kita
Hmmm, kau berbisik kembali :
"Kekasih jangan menangis lagi"
Karena mimpi kita adalah
kesempurnaan Kasih sayang
Bukan selimut yang bisu lagi
DELAPAN
Di tepian Telaga kau buatkan aku ayunan rindu
Yang berayun lamban dan penuh kasih
Tak lagi bergejolak
Bias rasa tak lagi kusenandungkan
Akupun telah membisu tersipu
Lirihku :"Kekasih
Ajarkan aku tenang"
Agar kasih sayang kita tak gelisah lagi
Sempurna dalam denyut nadi
Hmmm, kau tetap ayunkanku lembut dalam diam
Seakan menyimpankan rahasia jiwa
Yang tak pernah aku tahu
Tapi sungguh aku tak peduli lagi
Karena ada kisah mimpi indah
Di tepian Telaga sampai akhir zaman
Jakarta, 16 Augustus 2010 by KDS
Bisikku :
Pergilah, waktu telah cukup untuk kita saling diam
LIMA
Ketika itu di tepian Telaga kita berjumpa
Aku menangis memelukmu dan berbisik
"Maafkan aku tak melihat dan mendengar apapun kata darimu
Tetapi kekasih aku merasakanmu tajam
Sungguh rindu itu hadir
dan bersemayam di hati selalu
Dan seketika kita pun meyakini Kasih sayang itu ada
ENAM
Di tepian telaga aku berdendang riang
Kau menatap dan melugu tertawakan aku
Sesungguhnya aku malu
Binar mataku mengajakmu berdansa
Kau masih belum bergerakBinar mataku mengajakmu berdansa
Aku bergoyang manja dan riang
"Kekasih apa yang kau malu"
Tak ada orang disini, hanya kau dan aku
Hmm bisikmu...sudahlah aku tak biasa
Rupanya ada sipu yang kau simpan
Aku tak peduli dan tak malu lagi
Aku gembira dekatmu dan hanya itu yang aku tahu
TUJUH
Di tepian Telaga kau selimuti akuMenutupi semua gelora rindu
yang lama kusimpan dalam sipu malam
Kau bercerita tentang Diam yang indah
Diam yang simpankan kasih sayang berpagar mimpi
Desahmu lirih :
"Diam dan merapatlah pada hidup berkebaikan"
Semua telah menjadi sederhana
Ketika kau tahu aku menyayangmu
Walau dengan cara yang mungkin tak kau pahami
Kekasih aku menyeka air mata haru
Bersembunyi dalam selimut kata
Aku mulai mengeri, bagaimana
Kasih sayang yang tak besyarat antara kita
Hmmm, kau berbisik kembali :
"Kekasih jangan menangis lagi"
Karena mimpi kita adalah
kesempurnaan Kasih sayang
Bukan selimut yang bisu lagi
DELAPAN
Di tepian Telaga kau buatkan aku ayunan rindu
Yang berayun lamban dan penuh kasih
Tak lagi bergejolak
Bias rasa tak lagi kusenandungkan
Akupun telah membisu tersipu
Lirihku :"Kekasih
Ajarkan aku tenang"
Agar kasih sayang kita tak gelisah lagi
Sempurna dalam denyut nadi
Hmmm, kau tetap ayunkanku lembut dalam diam
Seakan menyimpankan rahasia jiwa
Yang tak pernah aku tahu
Tapi sungguh aku tak peduli lagi
Karena ada kisah mimpi indah
Di tepian Telaga sampai akhir zaman
SEMBILAN
Ditepian telaga kau cerita tentang Negeri di atas Awan
Katamu banyak bintang yang penuh kasih sayang
Disana semua sederhana
Hanya kebaikan dan senyuman
Katamu disana segalanya tenang
Hanya sepotong rindu yang berayun dalam senyuman
Jikalau mimpi masih jelas tergambar
Bawa aku serta kenegeri Awan
Dan takkan kulepaskan sedetik hela nafaspun
Tanpa hatimu yang berkasih sayang
Ditepian telaga hanya ada aku, segores syair
Yang akan tertulis sampai akhir zaman
KDS (Kidung Dalam Senyuman) karya Rian Garyati
Labels: POEMS
0 Comments:
Subscribe to:
Post Comments (Atom)